September 04, 2009

siang = malam ?

mulanya hati yang tak tercerai berai ini bergembira menatap sang fajar yang menyingsing. tepat memalingkan perhatian kepada seekor belalang yang bergelut dengan dunia bercampur asa menantang indahnya dunia ini. bersenda gurau dengan alam memastikan tak ada yang salah dengan keadaan sekitar. tak ayal layaknya seorang sahabat yang berseteru setiap hari namun berpelukkan kembali. bercermin di atas aliran sungai yang mengalir dari surga bahwa jiwa ini menderita dan hilang seketika saat air sungai itu memerciki raut muka.
gemerlap kehidupan kota di malam hari menceritakkan betapa indahnya panorama alam. panorama yang sebenarnya sama indahnya dengan keindahan alam tetapi dosa-dosa telah menanti. bagaimana tidak, tersirat bahwa malam adalah sesuatu yang tergambar sebagai sebuah kemaksiatan diantara nyenyaknya sebagian orang-orang tertidur. tak sadarnya ketika mungkin kita hadir di dunia di saat malam hari ayah dan bunda bercinta. malam adalah kejahatan terselubung dimana semuanya dapat disangkal dalam malam. hanya ada cahaya-cahaya kecil yang menerangi malam menghiasi sunyinya kehidupan.
bagaimana dengan siang? menjadikan sebuah siang sebagai suatu kehidupan yang benar-benar terjadi, mencari nafkah untuk memakan sesuap nasi. berkebalikan dengan malam, seseorang yang tertidur di siang hari adalah orang-orang yang kurang beruntung. tidak dapat merasakan panasnya kilauan-kilauan sinar matahari yang menghangatkan badan. tak ada yang bisa diumpatkan di siang hari. semua terlihat jelas dan kejelasan ini akan berlangsung terus-menerus. sang matahari tersenyum dengan lebarnya menembus lapisan-lapisan ozon yang ada di bumi ini menyiangi pepadian yang mulai menguning. waktu yang cocok untuk berekreasi dimana melepas semua penat yang menghampiri hanpir setiap pekerja.
tak ada yang salah dengan siang maupun malam. namun siang dan malam dapat dianalogikan sebagai kejelasan dan kebohongan. kehidupan pun terjadi pada siang dan malam dan bukan hanya pada salah satunya.

1 komentar: