skip to main |
skip to sidebar
pantas saja dia begitu. bermain dengan verbal. lengannya sudah lelah. jemari gemulainya itu tak berucap. hati-hati dengan linguistik. turut serta dalam pertikaian. membunuh karakter sosial. tak menuntaskan masalah. cuma menginterpretasikan masalah dalam polemik lain.coba cari jalan keluar. bukan jalan berujung maut. tatkala para bajingan tak gentar. bercuaplah dalam buritan
STOP.santai sajatunggu duluorangnya belum tibapasti bertemuKAU.kalau padam tak bersahabatasal engkau bertobatuntuk berkawan dengan pejabat USIK.ulasan sisi paling rancusiluet yang meredupini semua menjadi bekukini berakhir menguncupROMANSA.rindu akan dosaobat pun tak berkutikmati muda terselip dalam rupaatas nama hati yang terkoyaknamamu akan selalu bersuasetiap rembulan berdetakaku kan terus mencela
lantaran hanya sebuah sentilan itu, engkau menghela nafas
jauh di pelupuk mata sana, bersemi ornamen nestapa
"ah, lemah!"menelaah setengah penjajah
mulutnya disulut api
lengan tangannya terusik
parasnya memeras dahaga
munculnya bias-bias keyakinan
sepucuk nostalgia dikobarkan
jangan jumawa berkepanjangan
alangkah absurbnya nurani
hanya berkutat pada puisi
bukan lelaki sejati
dia terus menunggu
tanpa nomer antrian
mencari sesuatu
yang berakhir lamunan