sejenak khilaf pergi
seandainya ini bukan taman bermain
cemoohan akan terus berlari
memuji para penuntun
umpatan ceria jutaan lulabi
restu menghampiri serambi
unjuk kesedihan sang istri
terpisah dari untaian cenayang
meneror umat jelata
serpihan angin menghembus relung
belok kanan kita tiba
dia ditikam sindiran
hingar bingar bualan
lebih-lebih tak berangan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar