Juni 10, 2010

Misread

lantaran hanya sebuah sentilan itu, engkau menghela nafas
jauh di pelupuk mata sana, bersemi ornamen nestapa

"ah, lemah!"menelaah setengah penjajah

mulutnya disulut api
lengan tangannya terusik
parasnya memeras dahaga

munculnya bias-bias keyakinan
sepucuk nostalgia dikobarkan
jangan jumawa berkepanjangan

alangkah absurbnya nurani
hanya berkutat pada puisi
bukan lelaki sejati

dia terus menunggu
tanpa nomer antrian
mencari sesuatu
yang berakhir lamunan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar